RA Kosasih. TEMPO/Jacky Rachmansyah |
Nah, ngomong-ngomong
soal komik, Indonesia juga memiliki seniman ternama yakni seniman komik wayang Raden
Ahmad (RA) Kosasih yang telah meninggal Selasa, 24 Juli 2012. RA Kosasih telah menciptakan ratusan komik wayang
yang telah dibaca berbagai generasi. Entah berapa puluh generasi yang menyukai
membaca gara-gara komik wayang RA Kosasih. Maka bisa disimpulkan bahwa RA
Kosasih ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa lewat komik yang melahirkan
kebiasaan membaca.
mahabharata_war.jpg kmrao.wordpress.com |
Pendiri situs KomikIndonesia.com,
Andy Wijaya, menganggap wafatnya RA Kosasih sebagai kehilangan besar bagi jagat
komik Indonesia. “Dia kami sebut Bapak Komik Indonesia,” kata Andy, seperti
dikutip TEMPO.CO, Selasa,
24 Juli 2012. Tempo
melaporkan, RA Kosasih meninggal di usia 93 tahun sekitar pukul 01.00 WIB,
Selasa, 24 Juli 2012, di rumahnya di Jalan Cempaka Putih III Nomor 2 Rempoa,
Ciputat.
Wafatnya pria kelahiran Bogor itu tentu saja menjadi
pemberitaan media massa. Banyak yang menaruh hormat dan merasa kehilangan. Meski
begitu, meninggalnya sang komikus diyakini tidak akan membuat karya-karyanya
ikut mati dan terkubur.
“Karya-karya RA Kosasih begitu fenomenal. Usia karyanya tak
akan pernah mati. Beliau boleh mati sebagai manusia. Tetapi karyanya akan tetap
hidup,” ungkap Rois Am Majelis Sastra Bandung yang juga agen penjual komik
karya RA Kosasih, Mat Don.
Seperti yang lainnya, Mat Don mengaku sangat kehilangan
almarhum. Meskipun hanya mengenal almarhum lewat karya-karyanya. Pria yang juga
pernah menjalani profesi wartawan di beberapa media ini menilai, komik karya RA
Kosasih memiliki ciri khusus yang ekslusif, yakni mengandung unsur sastra. Maka
Mat Don menyebut karya RA Kosasih sebagai sastra komik. “Beliau bukan hanya
pengembang komik wayang tetapi juga pengembang sastra komik yang konsisten,"
tambahnya.
Krishna_epiphany.jpg arryavisbrown.homestead.com |
Disebut sastra komik, karena karya-karya RA Kosasih mengandung
etika dan pelajaran budi pekerti selain selain memuat gambar cerita wayang.
Ajaran sastra Hindu dan sastra Jawa-Sunda tradisional mampu dikemas RA Kosasih
dengan bahasa yang sederhana tanpa kehilangan maknanya.
Komik RA Kosasih yang mulai melejit pada era 1930-an. Kosasih menekuni komik dengan genre tersendiri, yakni wayang. Kata Mat Don, Kosasih juga berhasil memancing seniman komik Indonesia lainnya untuk membuat komik, meski tidak harus komik wayang. Buktinya, setelah komik wayang munculah genre komik berikutnya, yakni komik silat yang lahir dari generasi komikus selanjutnya.
Komik RA Kosasih yang mulai melejit pada era 1930-an. Kosasih menekuni komik dengan genre tersendiri, yakni wayang. Kata Mat Don, Kosasih juga berhasil memancing seniman komik Indonesia lainnya untuk membuat komik, meski tidak harus komik wayang. Buktinya, setelah komik wayang munculah genre komik berikutnya, yakni komik silat yang lahir dari generasi komikus selanjutnya.
Namun setelah era RA Kosasih dan pasca komik silat oleh
generasi berikutnya, nampaknya belum ada lagi komik tanah air yang berpegangan
kepada tradisi dan sejarah. Terlebih saat ini dunia komik didominasi oleh komik-komik
asing terutama komik Jepang.
“Saya belum lihat lagi ada genre baru. Ya mudah-mudahan ada
lagi karena wayang kan ciri khas komik Indonesia," kata pria yang memiliki
koleksi ratusan judul komik wayang karya RA Kosasih.
Di sisi lain, Mat Don yang membuka kios buku di Komunitas
Kebon Seni Tamansari Bandung ini memiliki pengalaman khusus pada saat menjelang
meninggalnya RA Kosasih. "Setahun ini komik wayang RA Kosasih lagi
diburu," katanya. Para pencari komik terutama datang dari kalangan usia 40
tahun ke atas. "Mungkin untuk nostalgia dan mengajarkan nilai-nilai yang
ada pada komik kepada anak-anak cucunya. Ya supaya senang baca juga. Penjualan
paling hebat terjadi Juni kemarin.”
Mat Don menjual komik karya RA Kosasih yang terdiri dari
ratusan judul. Satu judul terdiri dari beberapa seri yang harganya antara Rp10
ribu hingga Rp125 ribu. Karya RA Kosasih yang paling monumental dan paling
dicari adalah komik berjudul Mahabharata seri A dan B, sebuah epos dari India. "
Sampai hari ini, setelah dikabarkan RA Kosasih meninggal,
makin banyak yang cari terutama Mahabharata," ungkapnya.
Komik Mahabarata terdiri dari dua seri dan dua edisi. Edisi softcover Rp55 ribu dan edisi hardcover Rp180 ribu. Komik RA Kosasih lainnya yang juga banyak di cari berjudul Barathayuda, Pandawaseda, Parikesit, Ramayana, Wayang Purwa, Arjuna, dan lainnya.
RA Kosasih memulai kariernya pada penerbit Melodi di Bandung. Beberapa karyanya ternamanya juga diterbitkan oleh Penerbit Maranatha. Pada dasawarsa 1990-an karyanya diterbitkan ulang penerbit Elex Media Komputindo dan penerbit Paramita, Surabaya.
Komik Mahabarata terdiri dari dua seri dan dua edisi. Edisi softcover Rp55 ribu dan edisi hardcover Rp180 ribu. Komik RA Kosasih lainnya yang juga banyak di cari berjudul Barathayuda, Pandawaseda, Parikesit, Ramayana, Wayang Purwa, Arjuna, dan lainnya.
RA Kosasih memulai kariernya pada penerbit Melodi di Bandung. Beberapa karyanya ternamanya juga diterbitkan oleh Penerbit Maranatha. Pada dasawarsa 1990-an karyanya diterbitkan ulang penerbit Elex Media Komputindo dan penerbit Paramita, Surabaya.
Komik+RA+Kosasih01.jpg thegreatindianperformance.wordpress.com
|
Selamat Jalan Bapak Kosasih......
Tidak ada komentar:
Posting Komentar